Senin, 06 September 2010

10 INDIKATOR PHBS TATANAN RUMAH TANGGA





Untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2010, Pusat Promosi Kesehatan, Departemen Kesehatan, telah melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan melakukan sosialisasi mengenai pentingnya PHBS pada tingkatan rumah tangga. Apa dan bagaimana upaya PHBS tersebut, berikut rangkuman sumber pustaka dari Pusat Promosi Kesehatan (Promkes), Depkes RI.

Apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) ?

  • PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat
  • PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, member bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang samapah pada tempatnya, membersihkan lingkungan.
  • Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

Apa itu PHBS di Rumah Tangga?

  • PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
  • PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
  • Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah Tangga yaitu :
  1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
  2. Memberi ASI ekslusif
  3. Menimbang bayi dan balita
  4. Menggunakan air bersih
  5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
  6. Menggunakan jamban sehat
  7. Memberantas jentik di rumah
  8. Makan buah dan sayur setiap hari
  9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
  10. Tidak merokok di dalam rumah

(Sumber referensi : Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI, Jakarta, 2007, hal.2)

Bagaimana upaya penerapan 10 (sepuluh) indikator PHBS di tingkat rumah tangga, tentu sangat tergantung lagi dengan kesadaran dan peran serta aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Sebab upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan menunjang pola perilaku kehidupan rakyat yang sehat secara berkelanjutan.

Bagaimana menurut pendapat para sejawat dan sahabat?


Selengkapnya...

13 Sasaran Program Millenium Development Goals (MDGs)



Dalam era millenium saat ini, program unggulan Millenium Development Goals (MDGs) menjadi tema pokok pembangunan nasional. Khususnya dalam bidang kesehatan, program MDGs, mempunyai sasaran tertentu, yang bertujuan untuk mempercepat laju pertumbuhan dan pencapaian pembangunan derajat kesehatan masyarakat.

Sasaran umum yang terjabarkan dalam program MDGs, meliputi delapan tujuan, yaitu:

1. Memberantas kelaparan dan kemiskinan yang ekstrim

2. Memperoleh pendidikan dasar

3. Mempromosikan persamaan gender dan pemberdayaan perempuan

4. Mengurangi jumlah kematian anak

5. Meningkatkan kesehatan maternal (kesehatan ibu)

6. Memerangi infeksi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya

7. Menjamin kelangsungan lingkungan hidup

8. Mengembangkan kerjasama global untuk pembangunan

Kemudian delapan sasaran umum itu, dikembangkan melalui program Ditjen Bina Kesmas, Kementrian Kesehatan RI, dengan lima tambahan sasaran utama MDGs, yakni :

1. Meningkatkaan cakupan antenatal

2. Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

3. Meningkatkan cakupan neonatal

4. Meningkatkan prevalensi kurang gizi pada balita

5. Meningkatkan tingkat kunjungan penduduk miskin ke puskesmas.

(dirangkum dari Buku Agenda Penerimaan Nakes Teladan Puskesmas Tingkat Nasional Tahun 2010, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat)

Selengkapnya...

Selasa, 08 Desember 2009

Desain Media Promosi Kesehatan (Berpikir Kreatif)




Melalui beberapa diskusi ringan dengan kolega membahas perihal peran promosi kesehatan sebagai media menjembatani komunikasi tentang berbagai permasalahan kesehatan di masyarakat. paya mengkomunikasikan berbagai program pemerintah dalam lingkup departemen kesehatan terasa belum menyentuh ke target audiens level bawah.

Tentu saja terdapat jurang pemisah dan tembok menjulang untk menembus sekat-sekat tersebut. Berbagai upaya dan strategi media promosi telah dilakukan, memanfaatkan media cetak, elektronik, bahkan pelibatan tenaga-tenaga penyuluh ditingkat kelurahan/desa, namun belum memberikan dampak yang signifikan.

Apa yang menjadikan jarak yang seharusnya dekat namn terasa jauh untuk dijangkau ?

Mencoba memahami dan melibatkan diri untuk menggugah kesadaran masyarakat secara komunikasi psikologi sosial, dapat menjadi kunci untuk dapat diterima dalam kerangka berpikir masyarakat.

Intinya adalah bagaimana merubah pola berpikir kita selama ini yang memandang setiap permasalahan sebagai obyek, jika kita menggunakan pola berpikir memandang setiap permasalahan sebagai subyek dan kita sebagai obyek, tentunya kita dapat memahami dan merasakan konsep berpikir masyarakat erhadap sesuatu.


In-deep merupakan sebuah pola bagaimana kita mampu menggali segala informasi yang tersembunyi dan meletakkannya kedalam konfigurasi berpikir yang sangat sederhana.

Melihat dengan mata dari seorang anak kecil untuk mencoba memahami sesuatu yang merupakan misteri yangharus dipecahkannya untuk mengenali sesuatu.

Terkadang peran seorang tenaga penyuluh kesehatan yang pontang-panting digaris terdepan sosialisasi setiap program pemerintah mengalai kesulitan untuk melakkan tugasnya. Kesan atau bahasa yang ditangkap adalah upaya mendiktekan sesuatu hal tentang yang benar dan salah dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kesehatan kepada masyarakat, sementara mereka telah terbiasa dengan pola lingkungannya sebelum seorang petugas penyuluh kesehatan datang.

Pertanyaan seorang kolega tentang upaya apa yang harus dilakkan untuk dapat merubah pola dan kebiasaan masyarakat kelas bawah. Apa dan bagaimana cara untuk dapat menjangkau alam pikir mereka sehingga dengan mudah kita dapat menanamkan virus Pola hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut?

Dalam kerangka berpikir keilmuan desain, kreatifitas adalah kunci segalanya dalam menuangkan ide dan gagasan kepada sebuah konsep. Desain sendiri adalah sebuah proses dalam pemaknaannya, sehingga ketika kita hendak memecahkan sebuah permasalahan, tentunya kita akan berupaya menggugah kreatifitas kita guna memecahkan setiap permasalahan.

Desain senantiasa dimulai dari kebutuhan yang menuntun manusia untuk berbuat sesuatu yang lebih baik, guna meningkatkan standar dan berbagai pemenuhan kebutuhan manusia. Kita diperhadapkan kepada upaya menumbuhkan daya kreatif untuk menghasilkan sebuah invensi-inovasi-modifikasi sebagai sebuah pemecahan masalah.

Lalu bagaimanakah berpikir desain itu?

Berpikir desain merupakan sebuah siklus berpikir yang terus berotasi dan berangkat dari sebuah permasalahan ataupun kebutuhan manusia, lalu berproses untuk memecahkan permasalahan namun akan memunculkan permasalahan ata kebutuhan baru yang akan terus terungkap seiring rotasinya dan berotasi kembali sesuai jawaban-jawaban yang akan dicari.

Kembali kepada tujuan promosi kesehatan, menurut Green (1990) merujuk pada tujuan promosi kesehatan, yakni; Tujuan Program; Tujuan Pendidikan; Tujuan Perilaku.

Mereview pada Tujuan Dasar Promosi Kesehatan, yakni; Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat; Peningkatan Perilaku Masyarakat; Peningkatan Status Kesehatan Masyarakat.

Tentunya bukanlah perkara mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika upaya menghentikan kebiasaan merokok disosialisasikan, tentunya membutuhkan pemahaman mendalam untuk menggugah kesadaran kepada setiap individu bahwasanya kebiasaan merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Membuatkan aturan perundang-undangan tentang merokok menjadi satu pilihan, namun tidak menjadi bijak jika disertai dengan ancaman sanksi tertentu.

Lantas bagaimana solusi pemecahan asalah ketika segala program sosialisasi diberbagai media dirasakan tidak ampuh menjawab permasalahan yang ada ?

Tentunya kita harus mendalami konteksnya bukan pada teksnya, bahwasanya kebiasaan merokok tentunya telah melalui sejarah perjalanan panjang sehingga seolah-olah menjadi keyakinan dan unsur psikologis lainnya sebagai pembentuk karakter kegiatan merokok tersebut.

Seorang anak kecil secara iseng saya tanyakan tentang bagaimana caranya membuat ayahnya menghentikan kebiasaan merokoknya. Dengan lugas dan enteng ia menjawab ;

Kalo papa masih merokok, Billah gak mau berteman ama papa !

Jawaban Billah merupakan sebuah solusi dari aspek psikologi yang terkomunikasikan atau terdelegasikan dengan baik memanfaatkan faktor psikologi kognitif dan afektif seorang Billah terhadap ayahnya.

Komunikasi yang terjalin menjadi dasar berpijak pikiran sang ayah terhadap sugesti yang diberikan oleh sang anak, sang ayah tersadar akan harapan-harapan sang anak terhadap sang ayah. Seorang Billah sekali berbisik kepada sang ayah dengan sebuah pertanyaan ringan sebagai bagian dari serang psikologi tersebut ;

Papa janji ya, hadiri kawinan Billah kayak kawinannya Tante Ria.

Sentilan kecil yang ditujukan tanpa tendensi tertentu sebagai sebuah serangan tentu menggugah seluruh aspek-aspek psikologis sang ayah dan dibuatnya memikirkan secara mendalam beragam makna sistim simbol yang didapatkannya dari buah hatinya tercinta.

Bagaimana dengan solusi pengaplikasiannya terhadap masyarakat?

Tentunya kita dapat merotasi kembali problem solving seorang Billah melalui invensinya menyadarkan dan membuka dan menggugah ayahnya, melalui inovasi-inovasi studi kasus Si Billah, atau kita melakukan modifikasinya.

Inovasi merupakan kegitan kreatifitas kita memposisikannya sebagai sebuah inti strategi dan inisiatif. Untuk mampu dikembangkan tentunya didasari oleh empat hal, yakni; kemampan; kecepatan; keahlian; inovasi.

Inovasi memiliki langkah-langkah atau tahap-tahap pencapaiannya sebagai langkah dasar dalam menjawab kebutuhan, yakni; Memahami; Mengamati; Memvisualisasikan; Mengevaluasi dan Menyempurnakan.

Inovasi dapat kita mulai dari mata; Pemahaman yang dimulai dari sebuah pengamatan memungkinkan terjadinya sebuah inovasi. Mengungkap apa yang menjadi kebiasaan manusia, dan mempunyai kekuatan untuk mengubah aturan, terkadang berawal dari pengamatan sederhana.

Lalu bagaimana pulakah dengan proses pendalaman (In-Deep) setelah kita melakukan pengamatan ?

ada beberapa cara yang biasa dilakukan oleh para desainer, yakni : melakukan serangkaian pertanyaan-pertanyaan sesama obyek (ingat; kita memposisikan diri sebagai subyek-bukan obyek), lalu berupayalah menemukan jawaban-jawaban jujur dari posisi ini; Tetaplah dekat dengan tindakan, seraya terus menambah koleksi informasi (source); Tanamkan didiri kita bahwasanya tidak pernah ada pertanyaan yang bodoh, kita perlu pula menyadari dunia disekitar kita, siap melihat trend, realita, dan bertindak. Jangalah pernah selalu menunggu datangnya laporan atau bergantung pada bacaan di surat kabar, dan sebagainya; Temukan kejujuran, kelugasan, spontanitas dan keluguan dari mata seorang anak, kita tidak akan menemukan hal-hal klise dari sini; Terkadang kitapun merangkl seorang gila dan maniak untuk menemukan jawaban-jawaban tidak terduga dan irasional, tendensius, skeptis, dan hal lainnya.

Seorang bijak pernah berkata kepada saya dalam sebuah pertemuan tak terduga pada sebuah perjalanan diatas gerbong kelas Bisnis kereta Parahyangan menuju ke Bandung kala itu;

Dengarkanlah anak kecil di dalam diri anda.

Tetapi perhatikanlah bagaimana dunia bekerja dan anda akan menjadi sangat sadar : Siapa yang memperlakukan anda sebagai manusia-Siapa yang memperhatikan dan memikirkan tentang apa yang dapat dilakukan dengan baik.

Menarik kesimpulan dari serangkaian diskusi ringan kami. Inti dari bagaimana mendesain media sebuah promosi kesehatan adalah menemukan konsep-gagasan-ide serta metode-metode penyampaian pesan, selayaknya dimulai dari menemukan kebutuhan-kebutuhan mendasar yang sangat efektif digunakan untuk menggugah target audien yang hendak disasar, mengingat keragaman latar belakang sosial-budaya masyarakat Indonesia.


Selengkapnya...

Selasa, 27 Oktober 2009

3 Hal Yang Harus Dilakukan Pegawai Puskesmas

Di era yang begitu canggih dizaman yang serba susah disertai dengan adanya krisis global ini,manusia selalu memerlukan atau membutuhkan apa yang dinamakan kesehatan, kesehatan begitu penting untuk kelangsungan hidup manusia baik yang status ekonominya dibawah,menengah maupun yang tingkat derajat sosial ekonominya sangat tinggi,sampai-sampai mereka berani membayar tinggi untuk hal yang namanya kesehatan.Berapa besar nilai atau biaya yang harus mereka bayar hanya untuk mendapatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal untuk dirinya,keluarga maupun untuk orang lain.

Berbicara mengenai kesehatan ini tidak lepas pula berbicara mengenai hal pelayanan kesehatan. Kesehatan selalu memberikan prioritas yang penting bagi kita semua sehingga kita semua harus ikut serta dalam melakukan kegiatan pengawasan pelayanan di bidang kesehatan. Apalagi masih adanya daerah yang masih belum mendapatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, kita semua harus bersama-sama ikut seta dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh kehidupan manusia yang terutama di Indonesia.

Sebagai seorang petugas kesehatan selaku pelayan kesehatan masyarakat ada 3 hal yang harus di perhatikan dalam melaksanakan kegiatan masyarakat agar di upayakan tingkat atau Traffic kunjungan lebih meningkat .

1. Bersikap Ramah, hal ini mungkin tidak terpikir oleh temen-temen petugas kesehatan bahwa sikap ramah mampu memberikan obat yang paling utama bagi kesembuhan penyakit yang diderita pasien,mereka akan terobsesi jiwanya yang mampu membantu tercapainya kesembuhan.lain hal nya apabila sebaliknya sikap yang tidak ramah mungkin menambah beban penderitaan bagi pasien yang sakit.hal ini memeng tidak dapat dibuktikan dengan parameter apapun tapi dari segi kejiwaan hal ini memang menjadi dasar bagi kita selalu memberikan pelayanan optimal. Tingkat keprofesionalnya pun lebih timbul dengan memberikan sikap ramah ini walupun dengan sikap sederhanan yaitu senyum,sapa danramah serta dapat mengayominya.



2. Cepat Dalam Bertindak,Selalu siap dalam keadaan situasi apapun,cepat melakukan tindakan ,apa yang harus mesti dilakukan oleh petugas sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi )selaku pelayan kesehatan. Tindakan yang cepat,tepat dan terarah memberikan kesan profesional mampu melakukan tindakan yang terorganisir kekompakan antara petugas yang satu dan yang lainya.

3. Disiplin,hal inilah kadang-kadang sulit bagi temen-temen petugas untuk melakukannya yang harus bertanggungjawab atas pekerjaannya,komitmen serta menjaga kelalaian dalam bekerja,tepat waktu. Tapi yakinlah bahwa disiplin ini prilaku yang mampu memberikan manfaat bagi petugas sendiri maupun orang lain dan dapat mengangkat derajat diri kita kejenjang karir yang lebih tinggi.
Oke… selamat bekerja semoga sukses… Namun mungkin ada hal-hal lain yang akan ditambahkan bagi pembaca tapi hal ini merupakan sebuah wacana murni untuk meningkatkan derajat kesehatan yang lebih baik. ..Bagaimana menurut Anda?...Salam Sukses.

Selengkapnya...

Rapat Koordinasi Penyusunan Master Plan Bidang Kesehatan Kota Banjarmasin

Dinas kesehatan kota banjarmasin bekerja sama dengan Bapeda kota menyelenggarakan acara yang sangat strategis dalam memajukan derajad kesehatan. Suatu perencanaan pasti sudah umum di lakukan oleh semua instansi, tetapi di bidang kesehatan mempunyai hal lain yang lebih unik jika dibandingkan profesi lain seperti guru. Jika dilihat segi penganggaran kesehatan kota banjarmasin dari tahun 2008 sebesar 7 % dan di tahun 2009 menurun menjadi 4 %, maka dapat disimpulkan kesehatan penduduk kota banjarmasin tidak bisa optimal.
Pelayanan lanjutan yang masih merujuk ke Rumah Sakit Ulin dan Anshari Saleh yang keduanya dalam administrasi pemprov, sehingga pemko kurang diuntungkan pembayaran jamkesmas / jamkesda.
Hal tersebut diataslah yang sebgian menjadi isu aktual dalam acara ini.




Selengkapnya...

Rabu, 21 Oktober 2009

Puskesmas Rawat Jalan menuju Rawat Inap

Saat ini Puskesmas Alalak Selatan mengalami kemajuan yang pesat, dalam segi fisik bangunan puskesmas yang sangat kokoh menambah kenyamanan pasien dalam berobat. Dengan luas tanah sekitar 2400 m2 dalam 1 tahun mendatang akan di bangun ruang rawat inap. Bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pasien umum dan jamkesmas/jamkesda agar tidak kejauhan dalam berobat ke rumah sakit.

Untuk menunjang pelayanan tersebut maka dibangunlah 3 unit rumah dinas yang diperuntukkan bagi dokter dan paramedis. Diharapkan akan tercipta pelayanan yang prima bagi masyarakat. Pelayanan yang dapat dilakukan dalam puskesmas rawat inap salah satunya adalah persalinan, saat ini pasien jamkesmas/jamkesda masih harus melahirkan di rumah sakit atau bidan, padahal potensi klaim jamkesmas/da sangat besar di wilayah puskesmas alalak selatan yang mempunyai peserta jamkesmas/da sebesar +- 11.500 jiwa di thn 2008.

Hal ini dapat menjadi pertimbangan, sebagaimana diketahui bahwa pemko sampai saat ini masih belum mempunyai rumah sakit sendiri.






Selengkapnya...

Kamis, 27 Agustus 2009

Jumlah Penderita H1N1



Jakarta - Jumlah penderita virus influenza A H1N1 di Indonesia terus bertambah. Data terbaru Departemen Kesehatan menyebut ada 854 orang yang positif mengidap virus H1N1.

Badan Litbangkes Depkes tertanggal 14 Agustus 2008 kemarin melaporkan adanya tambahan 16 orang yang positif mengidap penyakit tersebut.

"Secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 berjumlah 854 orang," ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes, Tjandra Yoga Aditama dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (15/8/2009) malam.

Tjandra menjelaskan, penyakit tersebut sangat rentan menular lewat kontak langsung antar manusia melalui batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Tjandra berharap, masyarakat dapat terus menerapkan cara hidup sehat.

"Di antaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor atau sekolah atau tempat-tempat keramaian," paparnya.

Pemerintah juga akan terus meningkatkan kesigapannya dalam mengantisipasi wabah ini. Antara lain dengan penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card), penyiapan RS rujukan, penyiapan logistik, hingga penguatan pelacakan kontak.

sumber detik.com


Tjandra menjelaskan, penyakit tersebut sangat rentan menular lewat kontak langsung antar manusia melalui batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Tjandra berharap, masyarakat dapat terus menerapkan cara hidup sehat.

"Di antaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor atau sekolah atau tempat-tempat keramaian," paparnya.

Pemerintah juga akan terus meningkatkan kesigapannya dalam mengantisipasi wabah ini. Antara lain dengan penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card), penyiapan RS rujukan, penyiapan logistik, hingga penguatan pelacakan kontak.

Selengkapnya...