Melalui beberapa diskusi ringan dengan kolega membahas perihal peran promosi kesehatan sebagai media menjembatani komunikasi tentang berbagai permasalahan kesehatan di masyarakat. paya mengkomunikasikan berbagai program pemerintah dalam lingkup departemen kesehatan terasa belum menyentuh ke target audiens level bawah.
Tentu saja terdapat jurang pemisah dan tembok menjulang untk menembus sekat-sekat tersebut. Berbagai upaya dan strategi media promosi telah dilakukan, memanfaatkan media cetak, elektronik, bahkan pelibatan tenaga-tenaga penyuluh ditingkat kelurahan/desa, namun belum memberikan dampak yang signifikan.
Apa yang menjadikan jarak yang seharusnya dekat namn terasa jauh untuk dijangkau ?
Mencoba memahami dan melibatkan diri untuk menggugah kesadaran masyarakat secara komunikasi psikologi sosial, dapat menjadi kunci untuk dapat diterima dalam kerangka berpikir masyarakat.
Intinya adalah bagaimana merubah pola berpikir kita selama ini yang memandang setiap permasalahan sebagai obyek, jika kita menggunakan pola berpikir memandang setiap permasalahan sebagai subyek dan kita sebagai obyek, tentunya kita dapat memahami dan merasakan konsep berpikir masyarakat erhadap sesuatu.
In-deep merupakan sebuah pola bagaimana kita mampu menggali segala informasi yang tersembunyi dan meletakkannya kedalam konfigurasi berpikir yang sangat sederhana.
Melihat dengan mata dari seorang anak kecil untuk mencoba memahami sesuatu yang merupakan misteri yangharus dipecahkannya untuk mengenali sesuatu.
Terkadang peran seorang tenaga penyuluh kesehatan yang pontang-panting digaris terdepan sosialisasi setiap program pemerintah mengalai kesulitan untuk melakkan tugasnya. Kesan atau bahasa yang ditangkap adalah upaya mendiktekan sesuatu hal tentang yang benar dan salah dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kesehatan kepada masyarakat, sementara mereka telah terbiasa dengan pola lingkungannya sebelum seorang petugas penyuluh kesehatan datang.
Pertanyaan seorang kolega tentang upaya apa yang harus dilakkan untuk dapat merubah pola dan kebiasaan masyarakat kelas bawah. Apa dan bagaimana cara untuk dapat menjangkau alam pikir mereka sehingga dengan mudah kita dapat menanamkan virus Pola hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut?
Dalam kerangka berpikir keilmuan desain, kreatifitas adalah kunci segalanya dalam menuangkan ide dan gagasan kepada sebuah konsep. Desain sendiri adalah sebuah proses dalam pemaknaannya, sehingga ketika kita hendak memecahkan sebuah permasalahan, tentunya kita akan berupaya menggugah kreatifitas kita guna memecahkan setiap permasalahan.
Desain senantiasa dimulai dari kebutuhan yang menuntun manusia untuk berbuat sesuatu yang lebih baik, guna meningkatkan standar dan berbagai pemenuhan kebutuhan manusia. Kita diperhadapkan kepada upaya menumbuhkan daya kreatif untuk menghasilkan sebuah invensi-inovasi-modifikasi sebagai sebuah pemecahan masalah.
Lalu bagaimanakah berpikir desain itu?
Berpikir desain merupakan sebuah siklus berpikir yang terus berotasi dan berangkat dari sebuah permasalahan ataupun kebutuhan manusia, lalu berproses untuk memecahkan permasalahan namun akan memunculkan permasalahan ata kebutuhan baru yang akan terus terungkap seiring rotasinya dan berotasi kembali sesuai jawaban-jawaban yang akan dicari.
Kembali kepada tujuan promosi kesehatan, menurut Green (1990) merujuk pada tujuan promosi kesehatan, yakni; Tujuan Program; Tujuan Pendidikan; Tujuan Perilaku.
Mereview pada Tujuan Dasar Promosi Kesehatan, yakni; Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat; Peningkatan Perilaku Masyarakat; Peningkatan Status Kesehatan Masyarakat.
Tentunya bukanlah perkara mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika upaya menghentikan kebiasaan merokok disosialisasikan, tentunya membutuhkan pemahaman mendalam untuk menggugah kesadaran kepada setiap individu bahwasanya kebiasaan merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Membuatkan aturan perundang-undangan tentang merokok menjadi satu pilihan, namun tidak menjadi bijak jika disertai dengan ancaman sanksi tertentu.
Lantas bagaimana solusi pemecahan asalah ketika segala program sosialisasi diberbagai media dirasakan tidak ampuh menjawab permasalahan yang ada ?
Tentunya kita harus mendalami konteksnya bukan pada teksnya, bahwasanya kebiasaan merokok tentunya telah melalui sejarah perjalanan panjang sehingga seolah-olah menjadi keyakinan dan unsur psikologis lainnya sebagai pembentuk karakter kegiatan merokok tersebut.
Seorang anak kecil secara iseng saya tanyakan tentang bagaimana caranya membuat ayahnya menghentikan kebiasaan merokoknya. Dengan lugas dan enteng ia menjawab ;
Kalo papa masih merokok, Billah gak mau berteman ama papa !
Jawaban Billah merupakan sebuah solusi dari aspek psikologi yang terkomunikasikan atau terdelegasikan dengan baik memanfaatkan faktor psikologi kognitif dan afektif seorang Billah terhadap ayahnya.
Komunikasi yang terjalin menjadi dasar berpijak pikiran sang ayah terhadap sugesti yang diberikan oleh sang anak, sang ayah tersadar akan harapan-harapan sang anak terhadap sang ayah. Seorang Billah sekali berbisik kepada sang ayah dengan sebuah pertanyaan ringan sebagai bagian dari serang psikologi tersebut ;
Papa janji ya, hadiri kawinan Billah kayak kawinannya Tante Ria.
Sentilan kecil yang ditujukan tanpa tendensi tertentu sebagai sebuah serangan tentu menggugah seluruh aspek-aspek psikologis sang ayah dan dibuatnya memikirkan secara mendalam beragam makna sistim simbol yang didapatkannya dari buah hatinya tercinta.
Bagaimana dengan solusi pengaplikasiannya terhadap masyarakat?
Tentunya kita dapat merotasi kembali problem solving seorang Billah melalui invensinya menyadarkan dan membuka dan menggugah ayahnya, melalui inovasi-inovasi studi kasus Si Billah, atau kita melakukan modifikasinya.
Inovasi merupakan kegitan kreatifitas kita memposisikannya sebagai sebuah inti strategi dan inisiatif. Untuk mampu dikembangkan tentunya didasari oleh empat hal, yakni; kemampan; kecepatan; keahlian; inovasi.
Inovasi memiliki langkah-langkah atau tahap-tahap pencapaiannya sebagai langkah dasar dalam menjawab kebutuhan, yakni; Memahami; Mengamati; Memvisualisasikan; Mengevaluasi dan Menyempurnakan.
Inovasi dapat kita mulai dari mata; Pemahaman yang dimulai dari sebuah pengamatan memungkinkan terjadinya sebuah inovasi. Mengungkap apa yang menjadi kebiasaan manusia, dan mempunyai kekuatan untuk mengubah aturan, terkadang berawal dari pengamatan sederhana.
Lalu bagaimana pulakah dengan proses pendalaman (In-Deep) setelah kita melakukan pengamatan ?
ada beberapa cara yang biasa dilakukan oleh para desainer, yakni : melakukan serangkaian pertanyaan-pertanyaan sesama obyek (ingat; kita memposisikan diri sebagai subyek-bukan obyek), lalu berupayalah menemukan jawaban-jawaban jujur dari posisi ini; Tetaplah dekat dengan tindakan, seraya terus menambah koleksi informasi (source); Tanamkan didiri kita bahwasanya tidak pernah ada pertanyaan yang bodoh, kita perlu pula menyadari dunia disekitar kita, siap melihat trend, realita, dan bertindak. Jangalah pernah selalu menunggu datangnya laporan atau bergantung pada bacaan di surat kabar, dan sebagainya; Temukan kejujuran, kelugasan, spontanitas dan keluguan dari mata seorang anak, kita tidak akan menemukan hal-hal klise dari sini; Terkadang kitapun merangkl seorang gila dan maniak untuk menemukan jawaban-jawaban tidak terduga dan irasional, tendensius, skeptis, dan hal lainnya.
Seorang bijak pernah berkata kepada saya dalam sebuah pertemuan tak terduga pada sebuah perjalanan diatas gerbong kelas Bisnis kereta Parahyangan menuju ke Bandung kala itu;
Dengarkanlah anak kecil di dalam diri anda.
Tetapi perhatikanlah bagaimana dunia bekerja dan anda akan menjadi sangat sadar : Siapa yang memperlakukan anda sebagai manusia-Siapa yang memperhatikan dan memikirkan tentang apa yang dapat dilakukan dengan baik.
Menarik kesimpulan dari serangkaian diskusi ringan kami. Inti dari bagaimana mendesain media sebuah promosi kesehatan adalah menemukan konsep-gagasan-ide serta metode-metode penyampaian pesan, selayaknya dimulai dari menemukan kebutuhan-kebutuhan mendasar yang sangat efektif digunakan untuk menggugah target audien yang hendak disasar, mengingat keragaman latar belakang sosial-budaya masyarakat Indonesia.
Selengkapnya...
Selasa, 08 Desember 2009
Desain Media Promosi Kesehatan (Berpikir Kreatif)
Diposting oleh drg.Toriq FC Kusuma di 06.17 0 komentar
Selasa, 27 Oktober 2009
3 Hal Yang Harus Dilakukan Pegawai Puskesmas
Di era yang begitu canggih dizaman yang serba susah disertai dengan adanya krisis global ini,manusia selalu memerlukan atau membutuhkan apa yang dinamakan kesehatan, kesehatan begitu penting untuk kelangsungan hidup manusia baik yang status ekonominya dibawah,menengah maupun yang tingkat derajat sosial ekonominya sangat tinggi,sampai-sampai mereka berani membayar tinggi untuk hal yang namanya kesehatan.Berapa besar nilai atau biaya yang harus mereka bayar hanya untuk mendapatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal untuk dirinya,keluarga maupun untuk orang lain.
Berbicara mengenai kesehatan ini tidak lepas pula berbicara mengenai hal pelayanan kesehatan. Kesehatan selalu memberikan prioritas yang penting bagi kita semua sehingga kita semua harus ikut serta dalam melakukan kegiatan pengawasan pelayanan di bidang kesehatan. Apalagi masih adanya daerah yang masih belum mendapatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan, kita semua harus bersama-sama ikut seta dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh kehidupan manusia yang terutama di Indonesia.
Sebagai seorang petugas kesehatan selaku pelayan kesehatan masyarakat ada 3 hal yang harus di perhatikan dalam melaksanakan kegiatan masyarakat agar di upayakan tingkat atau Traffic kunjungan lebih meningkat .
1. Bersikap Ramah, hal ini mungkin tidak terpikir oleh temen-temen petugas kesehatan bahwa sikap ramah mampu memberikan obat yang paling utama bagi kesembuhan penyakit yang diderita pasien,mereka akan terobsesi jiwanya yang mampu membantu tercapainya kesembuhan.lain hal nya apabila sebaliknya sikap yang tidak ramah mungkin menambah beban penderitaan bagi pasien yang sakit.hal ini memeng tidak dapat dibuktikan dengan parameter apapun tapi dari segi kejiwaan hal ini memang menjadi dasar bagi kita selalu memberikan pelayanan optimal. Tingkat keprofesionalnya pun lebih timbul dengan memberikan sikap ramah ini walupun dengan sikap sederhanan yaitu senyum,sapa danramah serta dapat mengayominya.
2. Cepat Dalam Bertindak,Selalu siap dalam keadaan situasi apapun,cepat melakukan tindakan ,apa yang harus mesti dilakukan oleh petugas sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi )selaku pelayan kesehatan. Tindakan yang cepat,tepat dan terarah memberikan kesan profesional mampu melakukan tindakan yang terorganisir kekompakan antara petugas yang satu dan yang lainya.
3. Disiplin,hal inilah kadang-kadang sulit bagi temen-temen petugas untuk melakukannya yang harus bertanggungjawab atas pekerjaannya,komitmen serta menjaga kelalaian dalam bekerja,tepat waktu. Tapi yakinlah bahwa disiplin ini prilaku yang mampu memberikan manfaat bagi petugas sendiri maupun orang lain dan dapat mengangkat derajat diri kita kejenjang karir yang lebih tinggi.
Oke… selamat bekerja semoga sukses… Namun mungkin ada hal-hal lain yang akan ditambahkan bagi pembaca tapi hal ini merupakan sebuah wacana murni untuk meningkatkan derajat kesehatan yang lebih baik. ..Bagaimana menurut Anda?...Salam Sukses.
Selengkapnya...
Diposting oleh drg.Toriq FC Kusuma di 15.06 0 komentar
Rapat Koordinasi Penyusunan Master Plan Bidang Kesehatan Kota Banjarmasin
Dinas kesehatan kota banjarmasin bekerja sama dengan Bapeda kota menyelenggarakan acara yang sangat strategis dalam memajukan derajad kesehatan. Suatu perencanaan pasti sudah umum di lakukan oleh semua instansi, tetapi di bidang kesehatan mempunyai hal lain yang lebih unik jika dibandingkan profesi lain seperti guru. Jika dilihat segi penganggaran kesehatan kota banjarmasin dari tahun 2008 sebesar 7 % dan di tahun 2009 menurun menjadi 4 %, maka dapat disimpulkan kesehatan penduduk kota banjarmasin tidak bisa optimal.
Pelayanan lanjutan yang masih merujuk ke Rumah Sakit Ulin dan Anshari Saleh yang keduanya dalam administrasi pemprov, sehingga pemko kurang diuntungkan pembayaran jamkesmas / jamkesda.
Hal tersebut diataslah yang sebgian menjadi isu aktual dalam acara ini.
Selengkapnya...
Diposting oleh drg.Toriq FC Kusuma di 05.30 0 komentar
Rabu, 21 Oktober 2009
Puskesmas Rawat Jalan menuju Rawat Inap
Saat ini Puskesmas Alalak Selatan mengalami kemajuan yang pesat, dalam segi fisik bangunan puskesmas yang sangat kokoh menambah kenyamanan pasien dalam berobat. Dengan luas tanah sekitar 2400 m2 dalam 1 tahun mendatang akan di bangun ruang rawat inap. Bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pasien umum dan jamkesmas/jamkesda agar tidak kejauhan dalam berobat ke rumah sakit.
Untuk menunjang pelayanan tersebut maka dibangunlah 3 unit rumah dinas yang diperuntukkan bagi dokter dan paramedis. Diharapkan akan tercipta pelayanan yang prima bagi masyarakat. Pelayanan yang dapat dilakukan dalam puskesmas rawat inap salah satunya adalah persalinan, saat ini pasien jamkesmas/jamkesda masih harus melahirkan di rumah sakit atau bidan, padahal potensi klaim jamkesmas/da sangat besar di wilayah puskesmas alalak selatan yang mempunyai peserta jamkesmas/da sebesar +- 11.500 jiwa di thn 2008.
Hal ini dapat menjadi pertimbangan, sebagaimana diketahui bahwa pemko sampai saat ini masih belum mempunyai rumah sakit sendiri.
Selengkapnya...
Diposting oleh drg.Toriq FC Kusuma di 15.54 0 komentar
Kamis, 27 Agustus 2009
Jumlah Penderita H1N1
Jakarta - Jumlah penderita virus influenza A H1N1 di Indonesia terus bertambah. Data terbaru Departemen Kesehatan menyebut ada 854 orang yang positif mengidap virus H1N1.
Badan Litbangkes Depkes tertanggal 14 Agustus 2008 kemarin melaporkan adanya tambahan 16 orang yang positif mengidap penyakit tersebut.
"Secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 berjumlah 854 orang," ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes, Tjandra Yoga Aditama dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (15/8/2009) malam.
Tjandra menjelaskan, penyakit tersebut sangat rentan menular lewat kontak langsung antar manusia melalui batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Tjandra berharap, masyarakat dapat terus menerapkan cara hidup sehat.
"Di antaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor atau sekolah atau tempat-tempat keramaian," paparnya.
Pemerintah juga akan terus meningkatkan kesigapannya dalam mengantisipasi wabah ini. Antara lain dengan penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card), penyiapan RS rujukan, penyiapan logistik, hingga penguatan pelacakan kontak.
sumber detik.com
Tjandra menjelaskan, penyakit tersebut sangat rentan menular lewat kontak langsung antar manusia melalui batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Tjandra berharap, masyarakat dapat terus menerapkan cara hidup sehat.
"Di antaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor atau sekolah atau tempat-tempat keramaian," paparnya.
Pemerintah juga akan terus meningkatkan kesigapannya dalam mengantisipasi wabah ini. Antara lain dengan penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card), penyiapan RS rujukan, penyiapan logistik, hingga penguatan pelacakan kontak.
Selengkapnya...
Diposting oleh drg.Toriq FC Kusuma di 08.08 0 komentar
Mencegah Flu Baru H1N1
Mencegah Flu Baru H1N1
Zaman berubah semua berubah, begitu juga dengan penyakit. Kini muncul FLU BARU H1N1 (populer dengan Flu Babi) yang sudah melanda benua Amerika dan Eropa.
Apa saja gejala flu ?
1. Demam (≥ 38oC)
2. Batuk, Pilek
3. Sakit Tenggorokkan
4. Letih, Lesu
5. Mungkin disertai mual, muntah dan diare
6. Bila semakin berat akan mengakibatkan sesak napas atau napas cepat
Langkah - Langkah Pencegahan sbb:
Langkah - Langkah Pencegahan Flu Baru H1N1 (Strain Meksiko) :
1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun sesering mungkin
2. Bila bersin atau batuk, tutup hidung dan mulut dengan tisu dan buang tisu di tempat sampah ataugunakan masker
3. Jaga jarak sedikitnya satu meter dengan orang lain, terutama jika sakit flu
4. Bila mengalami gejala flu segera ke dokter, Puskesmas, Rumah Sakit atau Klinik terdekat
5. Tinggallah di rumah dan beristirahatlah apabila menderita flu
6. Lakukan hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Apa yang dilakukan bila terjadi wabah virus Flu Baru H1N1 di Indonesia ?
1. Pemerintah akan memberikan pengumuman bila terjadi wabah
2. Mengikuti petunjuk - petunjuk Pemerintah melalui : radio, televisi dan media lainnya
Untuk info lebih lanjut hubungi Puskesmas terdekat atau hotline :
Posko KLB Depkes
1. Telp : 021 - 4257125
2. SMS Gateway : 081318139990
3. Call Center Depkes : 021 - 30413700
4. Website Depkes : http://www.depkes.go.id/ dan http://www.penyakitmenular.info/
Selengkapnya...
Diposting oleh drg.Toriq FC Kusuma di 08.02 0 komentar
Depkes Tetapkan Enam Langkah Atasi Flu Babi
Depkes Tetapkan Enam Langkah Atasi Flu Babi
Dengan adanya kasus flu babi (swine flu) pada manusia di Meksiko dan Amerika Serikat, Departemen Kesehatan menetapkan enam langkah untuk kesiapsiagaan yaitu:
1. Mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai sumber,
2. Berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan,
3. Membuat surat edaran kewaspadaan dini,
4. Melakukan rapat koordinasi dengan para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan,
5. Berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan spesimen, dan
6. Berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Departemen Luar Negeri untuk merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.
Hal itu disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS., kepada para wartawan di Makassar tanggal 25 April 2009 saat berlangsungnya kegiatan simulasi penanggulangan episenter pandemi influenza.
Menurut Prof. Tjandra, penyakit flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1 yang dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan ada kemungkinan penularan antar manusia. Secara umum penyakit ini mirip dengan influenza (Influenza Like Illness-ILI) dengan gejala klinis: demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas, mungkin disertai mual, muntah dan diare.
Virus H1N1 sebenarnya biasa ditemukan pada manusia dan hewan terutama babi tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Begitu juga dengan virus flu burung H5N1 meskipun sama-sama virus influenza tipe A.
Cara penularan flu babi melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita. Masa inkubasinya 3 sampai 5 hari. Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai seperti halnya terhadap flu burung dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu, ujar Prof. Tjandra.
Prof. Tjandra menyebutkan bahwa sampai saat ini sebaran kasus 8 kasus positif (konfirm) di Amerika Serikat. Sedangkan di Meksiko sebanyak 878 suspek kasus dan 60 diantaranya meninggal dunia. Dari yang meninggal sebanyak 20 kasus dinyatakan positif flu babi.
WHO masih terus mengadakan pertemuan yang membahas masalah flu babi terkait dugaan penularan antar manusia dan sampai saat ini masih ditunggu perkembangannya. Sejauh ini WHO memperkirakan hal ini sebagai public health emergency of international concern atau masalah kesehatan yang memerlukan kewaspadaan internasional dan belum ada travel warning.
Prof. Tjandra, di sela-sela kegiatan Simulasi Penanggulangan Simulasi Pandemi Influenza, telah mengadakan rapat dengan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dengan mengaktifkan dan memastikan thermal scanner bekerja dengan baik dan mengaktifkan sistem yang ada untuk memantau orang yang masuk melalui bandar udara maupun pelabuhan laut, serta melakukan koordinasi intensif dengan Rumah Sakit rujukan di tempat masing-masing.
Disamping itu, Departemen Kesehatan juga telah berkoordinasi dengan Dirjen Peternakan Departemen Pertanian RI untuk mengantisipasi penyebaran flu babi melalui Tim Koordinasi yang sudah ada. Tim Koordinasi yang sudah ada seperti Tim Penanggulangan Rabies Depkes dan Departemen Pertanian yang tugasnya diperluas menjadi Tim Terpadu Penanggulangan Zoonotik (penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia), kata Prof. Tjandra.
Ditjen P2PL melalui surat edaran meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala UPT di lingkungan Ditjen P2PL dan RS Vertikal melalui surat nomor: PM.01.01/D/I.4/1221/2009 untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
• Mewaspadai kemungkinan masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk negara terutama pendatang dari negara-negara yang sedang terjangkit.
• Mewaspadai semua kasus dengan gejala mirip influenza (ILI) dan segera menelusuri riwayat kontak dengan binatang (babi)
• Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap ILI dan pneumonia serta melaporkan kasus dengan kecurigaan ke arah swine flu kepada Posko KLB Direktorat Jenderal PP dan PL dengan nomor telepon: (021) 4257125
• Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui berbagai sarana yang dimungkinkan.
• Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor serta menyebarluaskan informasi ke jajaran kesehatan di seluruh Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.
Diposkan oleh PUSKESMAS ALALAK SELATAN
Selengkapnya...
Diposting oleh drg.Toriq FC Kusuma di 07.52 0 komentar