Jakarta - Jumlah penderita virus influenza A H1N1 di Indonesia terus bertambah. Data terbaru Departemen Kesehatan menyebut ada 854 orang yang positif mengidap virus H1N1.
Badan Litbangkes Depkes tertanggal 14 Agustus 2008 kemarin melaporkan adanya tambahan 16 orang yang positif mengidap penyakit tersebut.
"Secara kumulatif kasus positif influenza A H1N1 berjumlah 854 orang," ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes, Tjandra Yoga Aditama dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (15/8/2009) malam.
Tjandra menjelaskan, penyakit tersebut sangat rentan menular lewat kontak langsung antar manusia melalui batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Tjandra berharap, masyarakat dapat terus menerapkan cara hidup sehat.
"Di antaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor atau sekolah atau tempat-tempat keramaian," paparnya.
Pemerintah juga akan terus meningkatkan kesigapannya dalam mengantisipasi wabah ini. Antara lain dengan penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card), penyiapan RS rujukan, penyiapan logistik, hingga penguatan pelacakan kontak.
sumber detik.com
Tjandra menjelaskan, penyakit tersebut sangat rentan menular lewat kontak langsung antar manusia melalui batuk, bersin atau benda-benda yang pernah bersentuhan dengan penderita. Tjandra berharap, masyarakat dapat terus menerapkan cara hidup sehat.
"Di antaranya, mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik, bila batuk dan bersin tutup hidung dengan sapu tangan atau tisu. Jika ada gejala Influenza minum obat penurun panas, gunakan masker dan tidak ke kantor atau sekolah atau tempat-tempat keramaian," paparnya.
Pemerintah juga akan terus meningkatkan kesigapannya dalam mengantisipasi wabah ini. Antara lain dengan penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (thermal scanner dan Health Alert Card), penyiapan RS rujukan, penyiapan logistik, hingga penguatan pelacakan kontak.
Selengkapnya...
Kamis, 27 Agustus 2009
Jumlah Penderita H1N1
Diposting oleh drg.Toriq FC Kusuma di 08.08 0 komentar
Mencegah Flu Baru H1N1
Mencegah Flu Baru H1N1
Zaman berubah semua berubah, begitu juga dengan penyakit. Kini muncul FLU BARU H1N1 (populer dengan Flu Babi) yang sudah melanda benua Amerika dan Eropa.
Apa saja gejala flu ?
1. Demam (≥ 38oC)
2. Batuk, Pilek
3. Sakit Tenggorokkan
4. Letih, Lesu
5. Mungkin disertai mual, muntah dan diare
6. Bila semakin berat akan mengakibatkan sesak napas atau napas cepat
Langkah - Langkah Pencegahan sbb:
Langkah - Langkah Pencegahan Flu Baru H1N1 (Strain Meksiko) :
1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun sesering mungkin
2. Bila bersin atau batuk, tutup hidung dan mulut dengan tisu dan buang tisu di tempat sampah ataugunakan masker
3. Jaga jarak sedikitnya satu meter dengan orang lain, terutama jika sakit flu
4. Bila mengalami gejala flu segera ke dokter, Puskesmas, Rumah Sakit atau Klinik terdekat
5. Tinggallah di rumah dan beristirahatlah apabila menderita flu
6. Lakukan hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Apa yang dilakukan bila terjadi wabah virus Flu Baru H1N1 di Indonesia ?
1. Pemerintah akan memberikan pengumuman bila terjadi wabah
2. Mengikuti petunjuk - petunjuk Pemerintah melalui : radio, televisi dan media lainnya
Untuk info lebih lanjut hubungi Puskesmas terdekat atau hotline :
Posko KLB Depkes
1. Telp : 021 - 4257125
2. SMS Gateway : 081318139990
3. Call Center Depkes : 021 - 30413700
4. Website Depkes : http://www.depkes.go.id/ dan http://www.penyakitmenular.info/
Selengkapnya...
Diposting oleh drg.Toriq FC Kusuma di 08.02 0 komentar
Depkes Tetapkan Enam Langkah Atasi Flu Babi
Depkes Tetapkan Enam Langkah Atasi Flu Babi
Dengan adanya kasus flu babi (swine flu) pada manusia di Meksiko dan Amerika Serikat, Departemen Kesehatan menetapkan enam langkah untuk kesiapsiagaan yaitu:
1. Mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai sumber,
2. Berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan,
3. Membuat surat edaran kewaspadaan dini,
4. Melakukan rapat koordinasi dengan para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan,
5. Berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan spesimen, dan
6. Berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Departemen Luar Negeri untuk merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.
Hal itu disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS., kepada para wartawan di Makassar tanggal 25 April 2009 saat berlangsungnya kegiatan simulasi penanggulangan episenter pandemi influenza.
Menurut Prof. Tjandra, penyakit flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1 yang dapat ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan ada kemungkinan penularan antar manusia. Secara umum penyakit ini mirip dengan influenza (Influenza Like Illness-ILI) dengan gejala klinis: demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas, mungkin disertai mual, muntah dan diare.
Virus H1N1 sebenarnya biasa ditemukan pada manusia dan hewan terutama babi tetapi keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Begitu juga dengan virus flu burung H5N1 meskipun sama-sama virus influenza tipe A.
Cara penularan flu babi melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita. Masa inkubasinya 3 sampai 5 hari. Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai seperti halnya terhadap flu burung dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu, ujar Prof. Tjandra.
Prof. Tjandra menyebutkan bahwa sampai saat ini sebaran kasus 8 kasus positif (konfirm) di Amerika Serikat. Sedangkan di Meksiko sebanyak 878 suspek kasus dan 60 diantaranya meninggal dunia. Dari yang meninggal sebanyak 20 kasus dinyatakan positif flu babi.
WHO masih terus mengadakan pertemuan yang membahas masalah flu babi terkait dugaan penularan antar manusia dan sampai saat ini masih ditunggu perkembangannya. Sejauh ini WHO memperkirakan hal ini sebagai public health emergency of international concern atau masalah kesehatan yang memerlukan kewaspadaan internasional dan belum ada travel warning.
Prof. Tjandra, di sela-sela kegiatan Simulasi Penanggulangan Simulasi Pandemi Influenza, telah mengadakan rapat dengan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dengan mengaktifkan dan memastikan thermal scanner bekerja dengan baik dan mengaktifkan sistem yang ada untuk memantau orang yang masuk melalui bandar udara maupun pelabuhan laut, serta melakukan koordinasi intensif dengan Rumah Sakit rujukan di tempat masing-masing.
Disamping itu, Departemen Kesehatan juga telah berkoordinasi dengan Dirjen Peternakan Departemen Pertanian RI untuk mengantisipasi penyebaran flu babi melalui Tim Koordinasi yang sudah ada. Tim Koordinasi yang sudah ada seperti Tim Penanggulangan Rabies Depkes dan Departemen Pertanian yang tugasnya diperluas menjadi Tim Terpadu Penanggulangan Zoonotik (penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia), kata Prof. Tjandra.
Ditjen P2PL melalui surat edaran meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala UPT di lingkungan Ditjen P2PL dan RS Vertikal melalui surat nomor: PM.01.01/D/I.4/1221/2009 untuk melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
• Mewaspadai kemungkinan masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk negara terutama pendatang dari negara-negara yang sedang terjangkit.
• Mewaspadai semua kasus dengan gejala mirip influenza (ILI) dan segera menelusuri riwayat kontak dengan binatang (babi)
• Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap ILI dan pneumonia serta melaporkan kasus dengan kecurigaan ke arah swine flu kepada Posko KLB Direktorat Jenderal PP dan PL dengan nomor telepon: (021) 4257125
• Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui berbagai sarana yang dimungkinkan.
• Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor serta menyebarluaskan informasi ke jajaran kesehatan di seluruh Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.
Diposkan oleh PUSKESMAS ALALAK SELATAN
Selengkapnya...
Diposting oleh drg.Toriq FC Kusuma di 07.52 0 komentar